Jumat, 20 November 2015

APA ARTI PERUBAHAN ???

Perubahan adalah sebuah keniscayaan
yang terkadang dipermasalahkan
....
di ujung jalan...
di tengah kerumunan
orang-orang meneriakkan....perubahan
...
lihat di pojok ruang yang lain...
sesosok manusia berpenampilan sahaja
menggembar gemborkan nurani...nurani...nurani....
ya...pembelaan nurani...
dan tertawaku pun pecah...
haruskan nurani dibela ?
bukankah nurani yang membela kita...???
...
perubahan...perubahan...
bukan sekedar konsep, rencana, angan-angan, ataupun bunga khayalan
perubahan....bukan kebencian...
bukan pula nurani yang dikambinghitamkan
perubahan memerluka  keberanian...
keberanian untuk mengatakan hitam dan putih
keberanian mengkontrasan salah dan benar....




(bukan sebuah puisi...)


Selasa, 05 November 2013

KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR


 diambil dari buku :
Materi Pelatihan Guru Implemantasi  Kurikulum 2013

A.   Pengantar
Proses pembelajaran untuk jenjang Sekolah Dasar atau yang sederajat menggunakan pendekatan pendekatan tematik.  Model pembelajaran tematik atau integrated thematic instruction (ITI) dikembangkan pertama kali pada awal tahun 1970-an.Belakangan pembelajaran tematik diyakini sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif (highly effective teachingmodel), karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik di dalam kelas atau di lingkungan sekolah.Model pembelajaran tematik ini pun sudah terbukti secara empirik berhasil memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas memori peserta didik (enhance learning and increase long-term memory capabilities of learners) untuk waktu yang panjang.
Pembelajaran tematik integratif yang sering juga disebut sebagai pembelajaran tematik terintegrasi(integrated thematic instruction, ITI) aslinya dikonseptualisasikan tahun 1970-an. Pendekatan pembelajaran ini awalnya dikembangkan untuk anak-anak berbakat dan bertalenta (gifted and talented), anak-anak yang cerdas, program perluasan belajar, dan peserta didik yang belajar cepat.
Premis utama pembelajaran tematik bahwa peserta didik memerlukan peluang-peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan talentanya, menyediakan waktu ersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis.Pada sisi lain, model pembelajaran tematik relevan untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan kualitatif lingkungan belajar.Model pembelajaran tematik diharapkan mampu menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.
Model pembelajaran tematik memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple thinking skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangnan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

B.   Elemen-elemen Terkait dalam pembelajaran tematik
Implementasi pembelajaran tematik menuntut kemampuan guru dalam mentransformasikan materi pembelajaran di kelas. Karena itu guru harus memahami materi apa yang diajarkan dan bagaimana mengaplikasikannya dalam lingkungan belajar di kelas. Oleh karena Model PEMBELAJARAN TEMATIK ini bersifat ramah otak, guru harus mampu mengidentifikasi elemen-elemen lingkungan yang mungkin relevan dan dapat dioptimasi ketika berinteraksi dengan peserta didik selama proses pembelajaran. Ada sepuluh elemen yang terkait dengan hal ini dan perlu ditingkatkan oleh guru.
  1. Mereduksi tingkat kealpaan atau bernilai tambah berpikir reflektif.
  2. Memperkaya sensori pengalaman di bidang sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
  3. Menyajikan isi atau substansi pembelajaran yang bermakna.
  4. Lingkungan yang memperkaya pembelajaran.
  5. Bergerak memacu pembelajaran (Movement to Enhance Learning).
  6. Membuka pilihan-pilihan
  7. Optimasi waktu secara tepat
  8. Kolaborasi
  9. Umpan balik segera
  10. Ketuntasan atau aplikasi

C.      Manfaat Pendekatan Tematik
1.      Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan. Suasana kelas memungkinkan semua orang yang ada di dalamnya memiliki rasa mau menanggung resiko bersama. Misalnya, menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang tidak semestinya atau tidak benar tanpa harus menyinggung perasaan peserta didik. Prosedur-prosedur kerja keseharian, memastikan bahwa semua jadwal terprediksi, dan menjamin peserta didik merasa aman selama berada di kelas maupun  di luar kelas.Keterampilan hidup dikenali, didiskusikan dan dipraktikkan oleh peserta didik dengan interaksi yang tepat dan dengan perasaan yang menyenangkan dalam komunitas ruang kelas.
2.      Menggunakan kelompok untuk bekerjasama, berkolaborasi, belajar berkelompok, dan memecahan konflik sehingga mendodong peserta didik untuk memecahkan masalah sosial dengan saling menghargai.
3.      Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci dalam menciptakan kelas yang ramah otak (brain-friendly classroom).Aktivitas belajar melibatkan subjek belajar secara langsung, mengoptimasi semua sumber belajar, dan memberi peluang peserta didik untuk mengesplorasi materi secara lebih luas.
4.      Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. Proses itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas, namun juga kualitas dalam mengeksplorasi konsep-konsep baru dan membantu peserta didik siap mengembangkan pengetahuan.
5.     Proses pembelajaran di kelas memungkinkan peserta didik berada dalam format ramah otak.
6.     Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam konteks kehidupannya sehari-hari.
7.     Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program belajar memungkinkan mengejar ketertinggalanya dengan dibantu oleh guru melalui pemberian bimbingan khusus dan penerapan prinsip belajar tuntas.
8.     Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian.

D.    Tahap-tahap Pembelajaran Tematik 
1.    Menentukan tema.
Tema dapat ditetapkan oleh pengambil kebijakan, guru,atau ditetapkan bersama dengan peserta didik.
2.     Mengintegrasikan tema dengan kurikulum.
Pada tahap ini guru harus mampu mendesain tema pembelajaran dengan cara terintegrasi sejalan dengan tuntutan kurikulum, dengan mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
3.     Mendesain rencana pembelajaran.
Tahapan ini mencakup pengorganisasian sumber belajar, bahan ajar, media belajar, termasukkegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk menunjukkan suatu tema pembelajaran terjadi dalam kehidupan nyata. Misalnya, pembelajaran di kelas yang didasarkan atau diperkaya hasil karya wisata, kunjungan ke museum, dan lain-lain.
4.     Melaksanakan Aktivitas Pembelajaran.
Tahapan ini memberi peluang peserta didik untuk mampu berpartisipasi dan memahami berbagi persepektif dari suatu tema. Hal ini memberi peluang bagi guru dan peserta didik melakukan eksplorasi suatu pokok bahasan.

E.    Model-model PembelajaranTerpadu
Pembelajaran Terpadu dapat diimplementasikan dengan beragam model. Menurut Robin Fogarty  (1991) ada sepuluh model, seperti disajikan berikut ini.
1.     Model penggalan (fragmented model). Model ini diimplementasikan dengan pemaduan yang terbatas pada satu mata pelajaran. Misalnya, mata pelajaran bahasa Indonesia materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran ketrampilan berbahasa.
2.        Model keterhubungan (connected model). Model ini diimplementasikan berbasis pada anggapan bahwa beberapa substansi pembelajaran berinduk pada mata pelajaran tertentu.Butir-butir pembelajaran seperti: kosakata, struktur, membaca, dan mengarang misalnya dapat dipayungkan pada mata pelajaran bahasa dan sastra.
3.      Model sarang (nested model). Model ini diimplementasikan dengan memadukan berbagai bentuk penguasaan konsep ketrampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada jam-jam tertentu guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman bentuk kata, makna kata,dan ungkapan dengan saran pembuahan ketrampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berfikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi.
4.      Model Urutan/Rangkaian (sequenced model). Model ini memadukan topik-topik antarmata pelajaran yang berbeda secara pararel. Isi  cerita dalam roman sejarah, misalnya: topik pembahasannya secara pararel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa karakteristik kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata.
5.      Model berbagi (shared/participative model). Model ini merupakan pemaduan pembelajaran akibat munculnya tumbang-tindih (overlapping concept) atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Buir-butir pembelajaran tetang kewarganegaraan dalam PKn misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran Tata Negara, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan sebagainya.
6.      Model jaring laba-laba (webbed model). Model ini berangkat dari pendekatan tematis sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat dapat mengikat/memadukan berbagai mata pelajaran dalam proses  pembelajaran
7.      Model galur (threaded model). Model ini memadukan bentuk-bentuk ketrampilan. Misalnya: melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita, dsb. Bentuk model  ini terfokus pada meta kurikulum.
8.      Model celupan (immersed model). Model ini dirancang untuk membantu peserta didik dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mewadahi tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman masing-masing.
9.       Model jejaring (networked model). Model ini merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan perubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah peserta didik mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda.
10.   Model terpadu (integrated model). Model ini merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidensi yang semula terdapat dalam pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPA,  dan IPS agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan, cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya IPA.


By. Apih Tea

CIRI-CIRI PEMIMPIN BIJAKSANA


"Ciri-Ciri Pemimpin Bijaksana"
Bermula dari sebuah kekhawatiran seorang anak yang selalu memperhatikan setiap kejadian yang terjadi ditanah air tercinta lambat laun dia berpikir semua mulai rusak dalam segala bidangnya lalu apakah dia salah? coba sahabatku semua yang dimana pun kamu berada adakah kamu semua perhatikan tanda-tanda kerusakan yang terjadi dalam negri kita yang tercinta ini,,,,,,,,semua itu karena  hilangnya  ciri ciri pemimpin yang bijaksana pada kepemimpinan negri kita hari ini,oleh karena itu penulis tertarik untuk sedikit memaparkan dan sekaligus mengingatkan kita semua tentang pentingnya ciri-ciri pemimpin bijaksana yang insya allah akan mampu membawa negri ini kearah yang lebih baik dalam segala bidangnya walaupun tidak ada jaminan semuanya berjalan sesuai dengan harapan kita semua.

     Untuk itu dibutuhkan seorang pemimpin nasional yang beriman, bermoral, berilmu, terampil, dan demokratis. Kehadiran pemimpin tersebut sangat penting untuk menjawab tuntutan zaman, sehingga persatuan dan kesatuan tetap kokoh, kesejahteraan, keamanan, kenyamanan, dan ketentraman rakyat dapat terwujud.

Adapun ciri-ciri seorang pemimpin tersebut, yaitu :
1.      Pemimpin yang Beriman
Beriman artinya kesadaran untuk menyakini dengan sungguh-sungguh adanya Tuhan. Keyakinan itu menuntut seorang untuk melaksanakan segala perintah Tuhan dan menjauhi larangan Tuhan. Pemimpin yang beriman memiliki sifat dan ciri - ciri antara lain : 
  • Adil dan jujur
  • Dapat menjadi Uswatun Hasanah (suri tauladan yang baik )
  • Lisanul hal ( bahasa tanpa suara, yang dilakukan dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan )
  • Taat beribadah
  • Dapat mengemban amanah ( dapat dipercaya ) dan memiliki kredibilitas
2.      Pemimpin yang Bermoral
Artinya pemimpin tersebut taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah, dan norma yang berlaku dalam masyarakat, dan bertindak benar secara moral. Adapun ciri-ciri pemimpin yang bermoral diantaranya :
  • Santun dalam berbicara maupun berperilaku
  • Setia dan taat terhadap peraturan
  • Mampu mengendalikan diri agar persatuan, kesatuan, kesejahteraan, keamanan,ketentraman bangsa dan negara dapat terwujud
  • Mampu mengangkat citra, harkat, dan martabat bangsa
  • Memiliki naluri kebersamaan
3.      Pemimpin yang berilmu dan Cerdas
Artinya seorang pemimpin itu memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas. Dengan pegetahuan dan wawasannya yang luas tersebut ua diharapkan dapat membawa kemajuan bangsa disegala bidang. Ciri-cirinya :
  • Berpandangan luas dan tidak fanatik terhadap golongan
  • Komunikatif, informatif, aspiratif, dan akomodati
  • Melihat jauh kedepan ( prospektif)
4.      Pemimpin yang Terampil
Pemimpin yang terampil adalah pemimpin yang memiliki keahlian dalam bidang tugasnya. Artinya seorang pemimpin secar teknis harus terampil agar pekerjaanya menjadi lebih efektif dan efisien. Ciri - ciri pemimpin yang terampil diantaranya :
-          Memahami bidang tugasnya
-          Pekerja keras
-          Mampu memahami permasalahan yang komplek yang dihadapi bangsa
-          Memiliki penglihatan (visi) sosial yang tajam
-          Kemampuan merumuskan kebijakan dengan bijaksana dan tepat

5.      Pemimpin yang Demokratis
artinya pemimpin tersebut lebih mengedepankan prinsip-prinsip demokratis yang mementingkan kepentingan rakyat. ciri dari pemimpin yang demokratis diantaranya :
-          Bersikap terbuka, baik dalam menerima ide, saran, maupun kritik
-          Mampu menciptakan tenga pengganti danberjiwa demokratis
-          Bijaksana dalam meghadapi masalah
-          Bersedia mendengar, menerima, dan  menghargai pendapat orang lainserta mampu membuat keputusan terbaik
-          Mampu mengelola konflik

Dengan adanya seorang pemimpin tersebut, akan sangat berperan dalam kemajuan bangsa agar dapat menjaga nilai - nilai pancasila dan kepribadian bangsa Indonesia tentunya.


By : Apih Tea