Perubahan adalah sebuah keniscayaan
yang terkadang dipermasalahkan
....
di ujung jalan...
di tengah kerumunan
orang-orang meneriakkan....perubahan
...
lihat di pojok ruang yang lain...
sesosok manusia berpenampilan sahaja
menggembar gemborkan nurani...nurani...nurani....
ya...pembelaan nurani...
dan tertawaku pun pecah...
haruskan nurani dibela ?
bukankah nurani yang membela kita...???
...
perubahan...perubahan...
bukan sekedar konsep, rencana, angan-angan, ataupun bunga khayalan
perubahan....bukan kebencian...
bukan pula nurani yang dikambinghitamkan
perubahan memerluka keberanian...
keberanian untuk mengatakan hitam dan putih
keberanian mengkontrasan salah dan benar....
(bukan sebuah puisi...)
KKG Gugus IV Lakbok
Be a Profesional Teacher, Be a 24 Hours Teacher....!!!
Jumat, 20 November 2015
Selasa, 05 November 2013
KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR
diambil dari buku :
Materi Pelatihan Guru Implemantasi Kurikulum
2013
A. Pengantar
Proses pembelajaran untuk jenjang Sekolah Dasar atau
yang sederajat menggunakan pendekatan pendekatan tematik. Model
pembelajaran tematik atau integrated thematic instruction (ITI)
dikembangkan pertama kali pada awal tahun 1970-an.Belakangan pembelajaran
tematik diyakini sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif (highly
effective teachingmodel), karena mampu mewadahi dan menyentuh secara
terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik di dalam kelas atau di lingkungan
sekolah.Model pembelajaran tematik ini pun sudah terbukti secara empirik
berhasil memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas memori peserta didik (enhance
learning and increase long-term memory capabilities of learners) untuk
waktu yang panjang.
Pembelajaran tematik integratif yang sering juga
disebut sebagai pembelajaran tematik terintegrasi(integrated thematic
instruction, ITI) aslinya dikonseptualisasikan tahun 1970-an. Pendekatan
pembelajaran ini awalnya dikembangkan untuk anak-anak berbakat dan bertalenta (gifted
and talented), anak-anak yang cerdas, program perluasan belajar, dan
peserta didik yang belajar cepat.
Premis utama pembelajaran tematik bahwa peserta didik
memerlukan peluang-peluang tambahan (additional opportunities) untuk
menggunakan talentanya, menyediakan waktu ersama yang lain untuk secara cepat
mengkonseptualisasi dan mensintesis.Pada sisi lain, model pembelajaran tematik
relevan untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan kualitatif lingkungan
belajar.Model pembelajaran tematik diharapkan mampu menginspirasi peserta didik
untuk memperoleh pengalaman belajar.
Model pembelajaran tematik memiliki perbedaan
kualitatif (qualitatively different) dengan model pembelajaran lain, karena
sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher
levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan
ganda (multiple thinking skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangnan
dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
B. Elemen-elemen
Terkait dalam pembelajaran tematik
Implementasi pembelajaran tematik menuntut kemampuan
guru dalam mentransformasikan materi pembelajaran di kelas. Karena itu guru
harus memahami materi apa yang diajarkan dan bagaimana mengaplikasikannya dalam
lingkungan belajar di kelas. Oleh karena Model PEMBELAJARAN TEMATIK ini
bersifat ramah otak, guru harus mampu mengidentifikasi elemen-elemen lingkungan
yang mungkin relevan dan dapat dioptimasi ketika berinteraksi dengan peserta
didik selama proses pembelajaran. Ada sepuluh elemen yang terkait dengan hal
ini dan perlu ditingkatkan oleh guru.
- Mereduksi tingkat kealpaan atau bernilai tambah berpikir reflektif.
- Memperkaya sensori pengalaman di bidang sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
- Menyajikan isi atau substansi pembelajaran yang bermakna.
- Lingkungan yang memperkaya pembelajaran.
- Bergerak memacu pembelajaran (Movement to Enhance Learning).
- Membuka pilihan-pilihan
- Optimasi waktu secara tepat
- Kolaborasi
- Umpan balik segera
- Ketuntasan atau aplikasi
C. Manfaat
Pendekatan Tematik
1. Suasana kelas
yang nyaman dan menyenangkan. Suasana kelas memungkinkan semua orang yang ada
di dalamnya memiliki rasa mau menanggung resiko bersama. Misalnya, menanggapi
pertanyaan-pertanyaan yang tidak semestinya atau tidak benar tanpa harus
menyinggung perasaan peserta didik. Prosedur-prosedur kerja keseharian,
memastikan bahwa semua jadwal terprediksi, dan menjamin peserta didik merasa
aman selama berada di kelas maupun di luar kelas.Keterampilan hidup
dikenali, didiskusikan dan dipraktikkan oleh peserta didik dengan interaksi
yang tepat dan dengan perasaan yang menyenangkan dalam komunitas ruang kelas.
2. Menggunakan
kelompok untuk bekerjasama, berkolaborasi, belajar berkelompok, dan memecahan
konflik sehingga mendodong peserta didik untuk memecahkan masalah sosial dengan
saling menghargai.
3. Mengoptimasi
lingkungan belajar sebagai kunci dalam menciptakan kelas yang ramah otak (brain-friendly
classroom).Aktivitas belajar melibatkan subjek belajar secara langsung,
mengoptimasi semua sumber belajar, dan memberi peluang peserta didik untuk
mengesplorasi materi secara lebih luas.
4. Peserta didik
secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. Proses itu tidak hanya
menyentuh dimensi kuantitas, namun juga kualitas dalam mengeksplorasi
konsep-konsep baru dan membantu peserta didik siap mengembangkan pengetahuan.
5. Proses
pembelajaran di kelas memungkinkan peserta didik berada dalam format ramah
otak.
6. Materi
pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh
peserta didik dalam konteks kehidupannya sehari-hari.
7. Peserta didik
yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program belajar
memungkinkan mengejar ketertinggalanya dengan dibantu oleh guru melalui
pemberian bimbingan khusus dan penerapan prinsip belajar tuntas.
8. Program
pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan
ketuntasan belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian.
D. Tahap-tahap
Pembelajaran Tematik
1. Menentukan tema.
Tema dapat
ditetapkan oleh pengambil kebijakan, guru,atau ditetapkan bersama dengan
peserta didik.
2.
Mengintegrasikan tema dengan
kurikulum.
Pada tahap ini
guru harus mampu mendesain tema pembelajaran dengan cara terintegrasi sejalan
dengan tuntutan kurikulum, dengan mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
3. Mendesain rencana pembelajaran.
Tahapan ini
mencakup pengorganisasian sumber belajar, bahan ajar, media belajar,
termasukkegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk menunjukkan suatu tema
pembelajaran terjadi dalam kehidupan nyata. Misalnya, pembelajaran di kelas
yang didasarkan atau diperkaya hasil karya wisata, kunjungan ke museum, dan
lain-lain.
4. Melaksanakan Aktivitas Pembelajaran.
Tahapan ini
memberi peluang peserta didik untuk mampu berpartisipasi dan memahami berbagi
persepektif dari suatu tema. Hal ini memberi peluang bagi guru dan peserta
didik melakukan eksplorasi suatu pokok bahasan.
E. Model-model
PembelajaranTerpadu
Pembelajaran Terpadu dapat diimplementasikan dengan
beragam model. Menurut Robin Fogarty (1991) ada sepuluh model, seperti
disajikan berikut ini.
1. Model penggalan
(fragmented model). Model ini diimplementasikan dengan pemaduan yang
terbatas pada satu mata pelajaran. Misalnya, mata pelajaran bahasa Indonesia
materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca dan menulis dapat
dipadukan dalam materi pembelajaran ketrampilan berbahasa.
2.
Model keterhubungan (connected model). Model ini diimplementasikan
berbasis pada anggapan bahwa beberapa substansi pembelajaran berinduk pada mata
pelajaran tertentu.Butir-butir pembelajaran seperti: kosakata, struktur,
membaca, dan mengarang misalnya dapat dipayungkan pada mata pelajaran bahasa
dan sastra.
3. Model sarang (nested
model). Model ini diimplementasikan dengan memadukan berbagai bentuk
penguasaan konsep ketrampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya,
pada jam-jam tertentu guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman
bentuk kata, makna kata,dan ungkapan dengan saran pembuahan ketrampilan dalam
mengembangkan daya imajinasi, daya berfikir logis, menentukan ciri bentuk dan
makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi.
4. Model
Urutan/Rangkaian (sequenced model). Model ini memadukan topik-topik
antarmata pelajaran yang berbeda secara pararel. Isi cerita dalam roman
sejarah, misalnya: topik pembahasannya secara pararel atau dalam jam yang sama
dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa karakteristik kehidupan
sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan
makna kata.
5. Model berbagi (shared/participative
model). Model ini merupakan pemaduan pembelajaran akibat munculnya
tumbang-tindih (overlapping concept) atau ide pada dua mata pelajaran
atau lebih. Buir-butir pembelajaran tetang kewarganegaraan dalam PKn misalnya,
dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran Tata Negara, Sejarah
Perjuangan Bangsa, dan sebagainya.
6. Model jaring
laba-laba (webbed model). Model ini berangkat dari pendekatan tematis
sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat dapat
mengikat/memadukan berbagai mata pelajaran dalam proses pembelajaran
7. Model galur (threaded
model). Model ini memadukan bentuk-bentuk ketrampilan. Misalnya: melakukan
prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian,
antisipasi terhadap cerita, dsb. Bentuk model ini terfokus pada meta
kurikulum.
8. Model celupan (immersed
model). Model ini dirancang untuk membantu peserta didik dalam menyaring
dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan
pemakaiannya. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mewadahi tukar pengalaman
dan pemanfaatan pengalaman masing-masing.
9. Model jejaring
(networked model). Model ini merupakan model pemaduan pembelajaran yang
mengandaikan kemungkinan perubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun
tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah peserta didik mengadakan studi
lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda.
10. Model terpadu (integrated
model). Model ini merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran
yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidensi
yang semula terdapat dalam pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPA,
dan IPS agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan, cukup diletakkan dalam
mata pelajaran tertentu, misalnya IPA.
By. Apih Tea
CIRI-CIRI PEMIMPIN BIJAKSANA
"Ciri-Ciri Pemimpin Bijaksana"
Bermula dari
sebuah kekhawatiran seorang anak yang selalu memperhatikan setiap kejadian yang
terjadi ditanah air tercinta lambat laun dia berpikir semua mulai rusak dalam
segala bidangnya lalu apakah dia salah? coba sahabatku semua yang
dimana pun kamu berada adakah kamu semua perhatikan tanda-tanda kerusakan yang
terjadi dalam negri kita yang tercinta ini,,,,,,,,semua itu karena
hilangnya ciri ciri pemimpin yang bijaksana pada kepemimpinan negri kita
hari ini,oleh karena itu penulis tertarik untuk sedikit memaparkan dan
sekaligus mengingatkan kita semua tentang pentingnya ciri-ciri pemimpin
bijaksana yang insya allah akan mampu membawa negri ini kearah yang lebih baik
dalam segala bidangnya walaupun tidak ada jaminan semuanya berjalan sesuai
dengan harapan kita semua.
Untuk itu dibutuhkan seorang pemimpin nasional yang beriman, bermoral, berilmu,
terampil, dan demokratis. Kehadiran pemimpin tersebut sangat penting untuk
menjawab tuntutan zaman, sehingga persatuan dan kesatuan tetap kokoh,
kesejahteraan, keamanan, kenyamanan, dan ketentraman rakyat dapat terwujud.
Adapun ciri-ciri seorang pemimpin tersebut, yaitu :
1.
Pemimpin yang Beriman
Beriman artinya kesadaran untuk menyakini dengan
sungguh-sungguh adanya Tuhan. Keyakinan itu menuntut seorang untuk melaksanakan
segala perintah Tuhan dan menjauhi larangan Tuhan. Pemimpin yang beriman
memiliki sifat dan ciri - ciri antara lain :
- Adil dan jujur
- Dapat menjadi Uswatun Hasanah (suri tauladan yang baik )
- Lisanul hal ( bahasa tanpa suara, yang dilakukan dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan )
- Taat beribadah
- Dapat mengemban amanah ( dapat dipercaya ) dan memiliki kredibilitas
2.
Pemimpin yang Bermoral
Artinya pemimpin
tersebut taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah, dan norma yang berlaku dalam
masyarakat, dan bertindak benar secara moral. Adapun ciri-ciri pemimpin yang bermoral diantaranya :
- Santun dalam berbicara maupun berperilaku
- Setia dan taat terhadap peraturan
- Mampu mengendalikan diri agar persatuan, kesatuan, kesejahteraan, keamanan,ketentraman bangsa dan negara dapat terwujud
- Mampu mengangkat citra, harkat, dan martabat bangsa
- Memiliki naluri kebersamaan
3.
Pemimpin yang berilmu dan Cerdas
Artinya seorang pemimpin itu memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas.
Dengan pegetahuan dan wawasannya yang luas tersebut ua diharapkan dapat membawa
kemajuan bangsa disegala bidang. Ciri-cirinya :
- Berpandangan luas dan tidak fanatik terhadap golongan
- Komunikatif, informatif, aspiratif, dan akomodati
- Melihat jauh kedepan ( prospektif)
4.
Pemimpin yang Terampil
Pemimpin yang
terampil adalah pemimpin yang memiliki keahlian dalam bidang tugasnya. Artinya
seorang pemimpin secar teknis harus terampil agar pekerjaanya menjadi lebih
efektif dan efisien. Ciri - ciri pemimpin yang terampil diantaranya :
-
Memahami bidang
tugasnya
-
Pekerja keras
-
Mampu memahami
permasalahan yang komplek yang dihadapi bangsa
-
Memiliki
penglihatan (visi) sosial yang tajam
-
Kemampuan
merumuskan kebijakan dengan bijaksana dan tepat
5.
Pemimpin yang Demokratis
artinya pemimpin
tersebut lebih mengedepankan prinsip-prinsip demokratis yang mementingkan
kepentingan rakyat. ciri dari pemimpin yang demokratis diantaranya :
-
Bersikap
terbuka, baik dalam menerima ide, saran, maupun kritik
-
Mampu
menciptakan tenga pengganti danberjiwa demokratis
-
Bijaksana dalam
meghadapi masalah
-
Bersedia
mendengar, menerima, dan menghargai pendapat orang lainserta mampu
membuat keputusan terbaik
-
Mampu mengelola
konflik
Dengan adanya seorang pemimpin tersebut, akan sangat berperan dalam
kemajuan bangsa agar dapat menjaga nilai - nilai pancasila dan kepribadian
bangsa Indonesia tentunya.
By : Apih Tea
Langganan:
Postingan (Atom)